Kudus Festival 2022, Promosikan Kuliner dan Budaya Sekaligus Ajang Nostalgia
By Abdi Satria
nusakini.com-Kudus-Spektakuler dan penuh nuansa keakraban. Itulah atmosfer yang nampak jelas ketika ribuan orang warga Kabupaten Kudus di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) memadati perhelatan Kudus Festival 2022, di Museum Satria Mandala, Jakarta Selatan.
Bupati Kudus Hartopo, yang membuka gelaran Kudus Festival 2022, mengaku haru dan bahagia. Acara yang kali pertama digelar itu mampu menyedot animo warga Kudus di Jabodetabek.
“Jujur, saya haru sekaligus bahagia bisa bertemu panjenengan semua. Apa kabar warga Kudus? Semoga sehat dan tetap semangat di perantauan. Jangan sampai lupakan Kudus, ya,” sapanya.
Mengusung tema Kudus Kota Empat Negeri, bupati berharap, Kudus Festival 2022 dapat membangkitkan semangat toleransi warga Kudus yang berbeda etnis, agar tetap guyub.
“Semangat guyub ini perlu kita jadikan sebagai nafas persatuan, baik di Kudus maupun di perantauan, supaya nama Kudus semakin masyhur,” ungkap bupati.
Apresiasi disampaikan bupati kepada Forum Komunikasi Masyarakat Kudus (FKMK), yang memboyong kuliner khas Kudus, seperti lentog, sate kebo, soto Kudus, garang asem, sego pindang, sego jangkrik, dan kopi muria. Tak ketinggalan, beragam produk UMKM dan kebudayaan khas Kudus, seperti wayang klithik, kirab jenang, tari kretek, dan barongan turut ditampilkan.
Menurutnya, hal tersebut merupakan wujud dukungan nyata terhadap kebangkitan ekonomi warga masyarakat Kudus.
“Budayanya dan UMKM juga dipamerkan. Ini bisa jadi sarana gratis promosi Kudus,” imbuhnya.
Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Kudus (FKMK) Marsekal Madya TNI (Purn) Eris Herryanto menyebut, Kudus Festival merupakan sarana berkumpul, bernostalgia, melepas kerinduan akan Kota Kretek. Utamanya, nuansa kebudayaan dan kuliner khas Kudus.
“Semua itu agar warga Kudus di Jabodetabek dan sekitarnya bisa melepas rindu akan kota tercinta. Maka, kita boyong semua itu,” kata mantan pilot pesawat tempur F-16 itu.
Dalam bincang budaya, KH Musthofa Bisri atau yang acap dipanggil Gus Mus menjelaskan, Kudus merupakan salah satu titik episentrum belajar agama Islam. Gus Mus menyebut, Syeikh Ja’far Shodiq atau Sunan Kudus merupakan pionir dakwah Islam, tanpa mencederai umat agama lain. Dengan kekayaan itu, Gus Mus yakin peradaban Kudus akan semakin maju.
“Kudus ini kota suci berasal dari bahasa Arab Al-Quds. Betapa Sunan Kudus ini mampu merawat toleransi tanpa mencederai umat lain,” jelas kiai kharismatik asal Rembang itu.
Warga Kudus yang tinggal di Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Suparto (57), mengaku senang. Pasalnya, dia bisa bernostalgia nuansa khas Kudus lewat kuliner dan budaya, sekaligus gembira bisa bertemu dengan Bupati Kudus.
“Senang bisa nostalgia waktu kecil. Bisa makan nasi pindang dan melihat tari Kretek. Tadi juga sempat foto bareng Pak Hartopo,” tuturnya. (rls)